This story of knowledge assignment and my life

Jumat, 22 November 2013

Alasan Pertumbuhan Penduduk Dalam 10 Tahun Terakhir



I.          Pertumbuhan Penduduk Dalam 10 Tahun Terkahir
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang dihitung berdasarkan jumlah kelahiran dari wanita usia subur dalam kurun 10 tahun terakhir ternyata tidak menurun. Mengacu data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2012, laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,5%, jauh dari angka ideal yang semestinya di bawah 1%.
Memang 10 tahun lalu, lewat program Keluarga Berencana (KB) sudah ada upaya menekan rata-rata jumlah anak yang lahir dengan mengurangi ratarata kelahiran usia wanita subur 15–29 tahun atau total fertility rate (TFR) pada berkurang dari 2,6 menjadi 2,1. Sayang, cita-cita tersebut pupus, karena pada tahun 2013 angka TFR masih pada kisaran 2,6. Angka ini tidak bergerak sejak 10 tahun yang lalu.
Pada tahun 2014 tinggal tersisa beberapa bulan lagi, artinya hampir mustahil target 2,1 tersebut bisa tercapai. Sekadar memberi gambaran, jika saja target TFR 2,1 tercapai maka bisa disebut ratarata satu keluarga mempunyai dua anak. Angka dua anak adalah target ideal program KB. Namun kalau TFR mandek pada kisaran 2,6. Atau punya tiga anak.
Padahal, tingginya TFR berkorelasi dengan angka kematian ibu (AKI) hamil atau melahirkan. Data SDKI kembali menyebutkan, AKI di Indonesia mencapai 359 orang per 100.000 kelahiran. Ini tertinggi dibandingkan dengan negaranegara ASEAN lainnya. Di Vietnam, angka AKI cuma 50 orang per 100.000 kelahiran. Atas kondisi ini, saya menyebut dinamika kependudukan di Indonesia sudah “lampu merah”.
Bayangkan, dengan angka jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai sebesar 240 juta. Jika trennya masih seperti ini, diperkirakan pada 2030 jumlah penduduk kita mencapai 340-400 juta. Tidak hanya masalah kesehatan, di masa mendatang pastinya ledakan penduduk yang tidak wajar akan menciptakan berbagai persoalan pelik seperti, krisis pangan, keterbatasan lahan tempat tinggal, kerusakan lingkungan, tingginya angka kriminalitas.

Angka Kematian Penduduk
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR) merupakan salah satu indikator kematian yang menghitung secara kasar rata-rata kematian yang terjadi pada tahun tertentu terhadap 1.000 penduduk pada tahun yang sama. Sepanjang kurun waktu 2000-2012, terjadi penurunan angka kematian kasar (CDR), yaitu dari 4,48 per 1.000 penduduk menjadi 3,72 kematian per 1.00penduduk.


NO
INDIKATOR
TAHUN 2000
TAHUN 2012*)
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
CDR
-
-
4,48


3,72
2
IMR
26,00
19,00
22,00
16
11
14
3
e0
69,90
73,78
71,90
72,8
76,5
74,7

Penurunan CDR ini tidak terlepas dari berbagai program dan kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kebijakan ini antara lain dilakukan dengan membangun fasilitas kesehatan yang memadai, termasuk yang dikelola oleh masyarakat dan pihak swasta.

Selain itu perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman, termasuk sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga, pengelolaan drainase, dan peremajaan permukiman kumuh, turut memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menekan angka kematian secara umum.

Migrasi Penduduk
Migran masuk selama hidup di Provinsi DKI Jakarta pada menurut golongan umur dan jenis kelamin pada tahun 2000 tercatat sebanyak 2.749,3 ribu jiwa, dan pada tahun 2011 adalah sebesar 4.354,06 ribu jiwa atau sekitar 32,8 persen dari total penduduk DKI Jakarta yang tidak dilahirkan di ibukota tetapi di daerah lainnya, tetapi pada tahun 2012 jumlah migran masuk selama hidup di Provinsi DKI Jakarta 4.333,86 ribu jiwa dari total penduduk DKI Jakarta sebesar 9.932.063 jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 2.179,26 ribu jiwa atau sebanyak 21,49 persen adalah laki-laki dan sebanyak 2.154,59 ribu jiwa atau sekitar 21,69 persen adalah berjenis kelamin perempuan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 jumlah migran masuk laki-laki selama hidup adalah sebesar 2.202,09 ribu jiwa dan sebanyak 2.151,96 ribu jiwa adalah migran perempuan, maka terdapat penurunan sebanyak 22.827 jiwa untuk migran laki-laki apabila dibandingkan dengan tahun 2012 dan terjadi peningkatan sebanyak 2.635 jiwa migran perempuan apabila dibandingkan dengan tahun 2012. Keberadaan migran anak-anak di ibukota pada tahun 2011 maupun tahun 2012 serta tahun-tahun sebelumnya umumnya karena mereka mengikuti kepindahan orang tuanya ke Jakarta. Sedangkan migran remaja yang datang ke DKI Jakarta, selain karena mengikuti kepindahan orang tuanya juga disebabkan karena melanjutkan pendidikan di Jakarta.


 II.         Alasan dan Faktor Terjadinya Urbanisasi di Indonesia

Alasan terjadinya urbanisasi di Indonesia karena adanya suatu daerah yang mempunyai daya tarik, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak. Berikut adalah faktor-faktornya:
A.    Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
-          Kehidupan kota yang lebih modern
-          Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
-          Banyak lapangan pekerjaan di kota
-          Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B.     Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
-          Lahan pertanian semakin sempit
-          Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
-          Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
-          Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
-          Diusir dari desa asal
-          Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar